ESENSI IBADAH PUASA ~ Roli Abdul Rohman

.::Media Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar::.

ESENSI IBADAH PUASA

Oleh: Roli Abdul Rokhman ##

Puasa [shoum] dalam ajaran Islam berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan. Puasa merupakan usaha sungguh-sungguh  untuk menahan diri dari syahwat lahiriah, makan, minum, hubungan seksual, sekalipun suami istri dan sesuatu yang bersifat indrawi dan dari syahwat yang bersifat rohaniah
Pemakaian kata puasa sesungguhnya merupakan terjemahan dari bahasa arab yaitu shoum. Secara harfiah berarti diam, menahan, berhenti dari sesuatu. Ibadah puasa mempunyai dua dimensi penting yaitu : dimensi intrinsik  dan ekstrensik. Kedua dimensi tersebut adalah nilai-nilai yang menjadi tolok ukur keberhasilan ibadah puasa.
Dimensi intrinsik  dapat membentuk tanggung jawab pribadi. Sedangkan dimensi ekstrensik dapat membentuk tanggung jawab sosial. Nilai instrinsik sebagai pelatihan diri menahan segala godaan yang dapat menggelincirkan godaan kepada dosa, pelatihan menahan kesabaran dan konsisten mengendalikan dorongan atas proses penyadaran akan adanya hikmah kemanusiaan yakni perasaan kemanusiaan akan derita menahan lapar.
Puasa dalam ajaran Islam adalah  suatu kegiatan untuk menahan lapar, haus dan syahwat dari fajar hingga magrib. Inti puasa adalah pengingkaran jasmani dan rohani secara sukarela dari sebagian kebutuhan yang menyenangan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
A. Macam-Macam Puasa
1. Puasa Wajib
Puasa wajib sebagai suatu keharusan menurut hukum yang harus ditunaikan ummat Islam. Puasa wajib meliputi puasa ramadhan, puasa kifarat dan puasa nazar. Puasa ramadhan adalah puasa yang diwajibkan bagi setiap muslim selama satu bulan penuh pada bulan ramadhan.
Kandungan nilai intrinsik puasa mampu menampilkan dimensi ekstrinsik berupa terbentuknya masyarakat yang adil berkemakmuran dan makmur berkeadilan (harmonitas sosial), karena anggota masyarakatnya memiliki nilai-nilai luhur yang dicapai dari ibadah puasa seperti tawadhu’, qona’ah, wira’.
Ibadah puasa mampu menempa manusia kotor berlumuran dosa menjadi orang-orang yang suci. Setelah kembali ke fitrah yang suci, tugas kita selanjutnya adalah bagaimana mengisi lembaran-lembaran kehidupan yang sudah putih bersih, yang harus diisi dan dihiasinya dengan amal sholeh yang lebih baik dan berkualitas. Menumbuhkan spirit atau semangat yang tinggi untuk berbuat baik, dengan tetap sabar menghadapi semua tantangan dan godaan yang bisa menggelincirkan untuk berbuat munkar dan dosa.
Puasa bahkan bisa dianggap sebagai suatu fase perubahan, yaitu suatu fase dimana manusia akan mengalami perubahan bentuk.pada saat sebelum menunaikan ibadah puasa, kita diibaratkan seperti ulat yang bentuknya menjijikkan dan punya karakter jelek yang selalu merugikan pihak lain. Pekerjaannya hanya makan dan buang kotoran, sedangkan yang menjadi santapan ulat adalah tanaman petani.
Namun ulat begitu jelek, baik bentuk maupun karakternya itu, dengan melalui proses menjadi kepompong (dimana pada saat seperti itu ulat berpuasa) meninggalkan kebiasaanya yang jelek, beruzlah dari lingkungan yang tidak baik dan tawajjuh dengan berzikir menggoyangkan kepalanya keutara dan selatan, ulat bisa berubah menjadi kupu-kupu yang cantik dan indah. Semula merusak tanaman petani, kini setelah menjadi kupu-kupu, justru menjadi pembantu para petani didalam menyampaikan putik bunga betina dengan pejantan yang dibawa serta oleh kupu-kupu itu, setelah dia menghisap madu bunga.
Orang-orang yang paripurna menjalankan ibadah puasa berubah menjadi orang-orang yang bertakwa dengan empat cirri seperti tersebut diatas. Mereka menjadi orang yang sholeh secara individual dan sosial.
Sedangkan puasa kifarat adalah puasa yang dilakukan oleh seseorang karena dengan sebab-sebab tertentu. Sedangkan puasa nazar adalah puasa yang diwajibkan oleh seseorang karena nazar atau janji. Apabila seseorang melaksanakan puasa kafarat dan puasa nadzar maka mengandungm makna bahwa manusia harus konsekuen terhadap apa yang sudah dilanggarnya.
Karena konsekuensi manusia terhadap apa yang sudah diperbuatnya merupakan rasa kepatuhan terhadap Allah. Artinya seseorang untuk tidak melanggar terhadap apa yang dilarang oleh Allah agar tidak terkena sangsi terhadap apa yang telah diperbuatnya.
2. Puasa Sunnah
Ibadah puasa menjadi media bagi seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah, disamping itu secara sosial seorang yang berpuasa akan dapat merasakan lapar seperti laparnya orang-orang miskin. Inti puasa wajib dan sunah adalah pengekangan hawa nafsu.
Puasa sunnah sebagai ibadah untuk mendapatkan keuatamaan. Puasa sunnah meliputi puasa berselang, sehari puasa sehari berbuka [Dawud], puasa yang dilakukan tiga hari setiap bulan (tanggal 13,14,15) puasa senin kamis, puasa enam hari pada bulan syawal, puasa Arafah tanggal 9 Dzulhijah dan sebagainya.
Setelah paripurna puasa wajib biasanya manusia ingin meluapkan apa yang diinginkannya. Tetapi syariat Islam mengajarkan adanya puasa sunnah, maka batas pengendalian diri bisa dimuali dari hari senin dan kamis, demikian juga puasa sunah setiap tiga hari pertengahan bulan dan lain sebagainyaa.
Dengan menjalankan puasa sunah manusia dapat terkendali betul dari segala hal dan tidak hanya dibulan romadhon saja. Puncak segala kebahagiaan manusia apabila bisa mengerjakan puasa daud, karena pengendalian diri dapat dikekang setiap saat.
Sedangkan puasa arafah menjadi cara bertaqorrub kepada Allah yang paling bagus, karena pada hari itu jamaah haji berwuquf dipadang arafah, dengan menggunakan busana ihrom menyerupai kafan mayit dengan rambut kusut dan berdebu. Mereka semua memenuhi panggilan Allah dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya.
Disamping itu seseorang yang berpuasa sunah maka ditingkatan amal-amal mereka oleh Allah sebagai mana sabda Rasulullah saw.  “ Ada duahari yang pda waktu itu diangkatlah segenap amal ke (hadapan) Rabbul ‘Alamin dan saya ingin sekali agar amalku diangkat, maka saya berpuasa”(H.R. Daud).
B. Tujuan Puasa
Al- Ghozali mengatakan bahwa tujuan puasa adalah agar manusia berakhlak dengan akhlak Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Agung, yaitu contoh ketergantungan segala sesuatu kepada-Nya, dan sebisa mungkin mencontoh para malaikat di dalam menahan hawa nafsu, karena mereka adalah makhluk yang disucikan dari hawa nafsu.
Ibnu Qoyyim mengatakan bahwa puasa sangat manjur dalam memberikan perlindungan terhadap anggota badan bagian koordinasi dalam ia mencegah kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh timbunan materi yang sudah busuk. Ia mengusir macam-macam bakteri yang merusak kesehatan.ia mengobati sakit yang berkembang dalam tubuh yang disebabkan oleh kekenyangan yang berlebihan. Puasa sangat berguna bagi kesehatan dan sangat membantu untuk dapat hidup sholeh dan takwa.
Kewajiban puasa dan taqwa mempunyai hubungan yang penting dan strategis bagi manusia, yaitu puasa menjadi salah satu sarana yang bisa membentuk insan  muttaqin. Takwa mempunyai posisi yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap umat Islam untuk dapat sukses menjalankan tugas sebagai hamba dan sebagai khalifah dimuka bumi.
Takwa menunjukkan sebuah kepribadian yang benar-benar untuh dan integral (stabilitas) setelah melakukan amalan-amalan yang dianjurkan Allah diserap masuk kedalam diri manusia. Takwa lebih pada tataran empiris dari sekedar teoritis. Sebuah perbuatan itu bernilai takwa kalau takwa itu mempunyai nilai dan makna dalam kontek sosial. Karena itu, menilai katakwaan itu menilai ketakwaan yang dimiliki seseorang bukan dinilai oleh dirinya sendiri, tetapi yang menilai adalah orang lain.
Dalam takwa terkandung pengendalian manusia akan dorongan emosinya dan penguasaan kecenderungan hawa nafsu manusia pada tingkah laku buruk, menyimpang, tercela, permusuhan dan kezaliman. Untuk itu manusia dituntut untuk bisa menahan hawa nafsu. Ini berarti ia memenuhi dorongan-dorongan itu dalam batas yang diperkenakan oleh ajaran agama. Selain itu terkandung perintah kepada manusia agar ia melakukan tindakan yang baik.
Orang-orang yang bertakwa mempunyai keutamaan yang mampu menghadapi berbagai persoalan hidup, mampu menghadapi saat-saat yang kritis, dapat mendobrak jalan-jalan yang buntu yang menghambat, dan bisa menerangi jalan ditengah kegelapan gulita. Dengan kata lain takwa membuktikan sebagai jalan keluar dari setiap persoalan dan situasi kritis.
Puasa merupakan salah satu perisai penting dalam Islam yang amalan-amalanya banyak takwa. Esensi dari takwa adalah untuk mengendalikan individu dan kelompok dari perilaku yang menyimpang, baik menyimpang dalam perilaku, pola pikir, ucapan maupun tindakan.
Seseorang yang puasa pada hakekatnya sedang memperkokoh tali hubungan dengan Allah swt., jika manusia berusaha mempererat tali hubungan dengan Allah secara langsung, maka zikir atau ingatan kita senantiasa terpancang kepada-Nya.  
C. Nilai Spiritual Puasa
Ada beberapa makna spiritual dalam ibadah puasa antara lain :
1. Puasa dan Kebersihan Jiwa: Membersihkan jiwa (tazkiyyatun nafs) dalam berpuasa berarti manusia menjalankan dan mentaati seluruh perintah dan larangan Allah. Dalam berpuasa manusia juga melakukan riyadhah (usaha keras) untuk menyempurnakan amal ibadahnya hanya karena Allah,  dengan cara menahan diri dari hal-hal yang terlarang dan membatalkan puasa.
2. Puasa Meningkatkan Kesabaran Manusia: Puasa itu mendidik kemauan (iradah) manusia, mengendalikan hawa nafsu, membiasakan bersikap sabar dan dapat membangkitkan semangat baru bagi kehidupan manusia. Puasa mendidik manusia untuk sabar dalam ketaatan dan hadapi musibah.
3. Puasa Sebagai Pengendalian Nafsu Seks; Naluri nafsu seks itu termasuk senjata syetan yang sangat berbahaya dalam upaya membujuk dan menjerumuskan manusia. Puasa itu dapat mengurangi nafsu seksual dan sebaliknya juga dapat menumbuhkan semangat juang yang tinggi apabila puasa itu dilaksanakan hanya karena Allah semata. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. memberi peringatan kepada para pemuda yang belum mampu menikah, agar melakukan ibadah puasa, sebab dengan puasa itu, dorongan nafsu seksualnya dapat dikurangi atau diturunkan.
4. Puasa dan Rasa Syukur ; Puasa dapat menumbuhkan sikap syukur kepada Allah atas berbagai limpahan rahmat-Nya. Manusia yang berpuasa itu merasa lapar dan dahaga. Dengan merasa lapar dan haus, manusia akan dapat merasakan nikmatnya kenyang dan dahaga, yang apabila telah makan dan meneguk air. Apabila orang sudah makan dan minum maka dalam hati dan lisannya muncul keinginan untuk mengucapkan “Alhamdulillah”. Sebagai pancaran jiwanya untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dianugrahkan kepadanya.  
5. Puasa sebagai Perantara Peningkatan Ibadah; Puasa dapat menjadi perantara manusia menjadi insane bertakwa. Takwa terambil dari akar kata yang bermakna menghindar, menjauhi, atau menjaga diri. Menurut sebagian ulama, takwa adalah menghindarkan adzab Allah swt., dengan jalan melaksanakan amal saleh, dan takut kepada Allah Ta’ala, baik dalam keadaan sembunyi-sembunyi mupun terang-terangan.
6. Puasa dan Jiwa Ikhlas; Puasa dapat mendidik manusia menjadi ikhlas dalam beramal. Ikhlas berarti melakukan sesuatu atau beramal semata-mata mengharap rida Allah swt. Yakni beramal yang lillah (karena Allah). Puasa itu melatih manusia menjadi ikhlas. Sebab berpuasa itu tidak kelihatan orang lain. Kelelahan fisik, kelesuan, bibir yang kelihatan kering itu belum tentu menunjukkan seseorang berpuasa.
Dalam puasa orang di didik bahwa keridhaan Allah itu lebih besar dari pada dunia dengan segala isinya. Ikhlas itu menunjukkan sucinya niat, bersihnya tujuan amal, dan lepasnya manusia dari perbudakan dunia atau materi. Oleh karena itu apabila puasanya berhasil, anusia tidak akan lagi membabi buta mengejar kekayaan, apabila kekayaan itu mengandung murka Allah.

Ibadah puasa adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Sedangkan macam-macam puasa ada puasa wajib yaitu puasa bulan ramadhan, puas kifarat dan puasa nazar dan puasa sunah. Puasa dapat membentuk kepribadian, dan puncak pembentukan kepribadian adalah insan takwa. Inti takwa adalah menjaga diri agar tetap berada pada rambu-rambu ajaran agama dengan melaksanakan segala perintah dan menjalani larangan.


3 komentar:

persijap jepara mengatakan...

maksih atan informasinya..

PERMATAHIDAYAT mengatakan...

bila kita menyimak makna ibadah puasa tsb betapa indahnya islam memberikan kesempatan untuk bertaqorrub kepada Allah.

Cara Membuat NPK Organik Cair mengatakan...

subhanallah, terimakasih sudah berbagi ilmu bermanfaat

Posting Komentar

 
Development by Fauns